Thursday, December 17, 2009

Polisi Tembak Penculik Murid SD

This interesting article addresses some of the key issues regarding tech. A careful reading of this material could make a big difference in how you think about tech.
BATAM- Drama penculikan siswi kelas enam SD Theodore, Jodoh bernama Gerlin (12), berakhir setelah polisi menembak dua penculik dan menangkap otak utama aksi tersebut selama empat jam terlibat kejaran-kejaran dengan Satuan Reskrim Poltabes Barelang, Rabu (16/12 sekitar pukul 10.00 WIB. Otak utama penculikan adalah paman korban bernama A Hui (36). Ia ditangkap di bandara internasional Hang Nadim beberapa menit setelah dua eksekutor yang menculik korban bernama Hendra,29, dan Jeremi Sinaga alias Naga,26, ditembak dan diringkus polisi di kawasan perumahan Citra Batam, Batam Center.

Korban adalah anak pemilik Godiva Cafe, Goh Cin Huak Albuyong alias Buyung,36, ipar tersangka A Hui. Menurut Kapoltabes Barelang Kombes Pol Leonidas Braksan, korban diculik sejak pukul 22.00 WIB Selasa (15/12) lalu oleh para tersangka dan dilaporkan ke polisi sekitar pukul 06.00 WIB.

Mantan Dirintel Polda Kepri ini mengungkapkan, setelah menculik korban, para tersangka atas inisiatif pamannya Ahui langsung meminta uang tebusan sebanyak Rp500 juta.

Selama berada ditangan para penculik, korban disekap, diikat dan mulutnya dilakban dan kepalanya ditutup pakai karung plastik lalu disembunyikan didalam mobil Suzuki APV sewaan warna hitam dengan nomor polisi B 7206 PJ.

Masih kata Leonidas, penyergapan yang dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim Poltabes Barelang Kompol Christian Tory itu berlangsung seru karena para tersangka berkali-kali mengelabui polisi dan menghambat proses transaksi pembayaran uang tebusan mengakibatkan polisi memberondong para tersangka dengan kendaraan yang mereka gunakan.

Korban berhasil diselamatkan dalam kondisi syok dengan sejumlah luka lebam dan ringan di bagian wajah, kaki dan tangannya. Ia berhasil dikeluarkan Christian Tory dari dalam mobil tersangka dan diselamatkan di mobil Jeep dengan nomor polisi BG 888 GB miliknya.

Menurut Christian, setelah mendapatkan laporan dari ibu korban Zaidar,34, pihaknya langsung melakukan penyelidikan dan mendapati keberadaan para tersangka yang nyaris mendapatkan uang tebusan dari orang tua korban dan berusaha kabur.

Christian menuturkan, sebelum diculik, korban dijemput oleh pamannya tersangka A Hui di BCM, Batam Center dan diajak jalan-jalan ke Nagoya Hill, Jodoh sekitar pukul 20.00 WIB. Tanpa curiga, korban yang terkenal akrab dengan tersangka itu hanya menurut.

Tersangka A Hui juga mengungkapkan hal senada. Ayah satu anak ini mengatakan, dua jam di Nagoya Hill korban sengaja ditinggalkan lalu diculik oleh tersangka Hendra dan Jeremi sesuai rencana penculikan yang telah disusun sejak dua pekan lalu tersebut.

Bak ceritera penculikan anak di sinetron maupun film-film. Korban lalu diikat dan disekap didalam mobil sejak pukul 22.00 WIB hingga pembebasannya oleh polisi sekitar pukul 10.00 WIB. Tersangka Jeremi lalu menghubungi ibu korban Zaidar lewat ponselnya untuk meminta uang tebusan sebesar Rp500 juta karena anak mereka (Gerlin,red) telah diculik mereka.

"Mereka berkali-kali menelpon meminta uang tebusan dan mengancam akan membunuh korban jika peristiwa itu dilaporkan ke polisi," sebut Christian Tory.

Takut anak ketiga dari empat saudara itu dilukai, orang tua korban hanya pasrah dan menyanggupi permintaan para penculik. Penculik dan orang tua korban sepakat melakukan transaksi di kompleks ruko Nagoya Newtown sekitar pukul 06.00 WIB.

Lokasi transaksi ini dibatalkan oleh tersangka Jeremi dan Hendra karena orang tua korban telah melaporkan adanya peristiwa tersebut. Pergerakan polisi dan orang tua korban terdeteksi tersangka.

Penyamaran yang dilakukan polisi juga diketahui. Tersangka kembali mengajak orang tua korban untuk bertransaksi di rumah sakit Bunda Kandung. Lagi-lagi dibatalkan karena pelaku makin curiga adanya keberadaan polisi disekitar lokasi pertemuan.

"Mereka kembali mengajak orang tua korban untuk bertransaksi di kawasan Bank BNI, Seipanas. Tapi dibatalkan karena pergerakan polisi dicurigai," beber Tory.

Tersangka Hendra dan Jeremi akhirnya ditangkap di kompleks perumahan Citra Batam setelah keduanya melakukan kesepakatan baru yakni tukar menukar korban dan uang tebusan di kompleks perumahan tersebut.

The best time to learn about tech is before you're in the thick of things. Wise readers will keep reading to earn some valuable tech experience while it's still free.

Dalam perjalanan menuju TKP, polisi berhasil mengidentifikasi kendaraan yang dipakai tersangka untuk menculik korban. Tanpa sadar, menurut Christian, tersangka Hendra telah memantau pergerakan polisi menggunakan sepeda motor Honda Mega pro warna biru dengan nomor polisi BP 3374 EK.

Jarak Hendra dan tersangka Jeremi cukup berjauhan. Didalam mobil APV sewaan itu, korban telah dibackup mulutnya dengan lakban. Kaki dan tangannya diikat sedangkan kepalanya dimasukan kedalam karung dan disuruh tidur di jok tengah mobil tersebut.

Takut kehilangan target, polisi dibawah kendali Kapoltabes Barelang langsung mengejar mobil tersangka yang terus melaju. Tembakan peringatan ke udara tak digubris. Polisi berusaha menembak ban belakang mobil para penculik tersebut. Dua tembakan mengenai bodi mobil bagian samping kiri sedangkan. Satu tembakan yang dilepaskan Ipda Abdul Azis Septiadi memecahkan ban mobil para tersangka.

Mobil yang dikendarai Jeremi itu langsung menepi. Warga Batuaji itu berusaha kabur meninggalkan korban di TKP. Usahanya sia-sia. Polisi langsung melumpuhkannya dengan tembakan tepat di paha kiri. Korban berhasil diselamatkan dan dilarikan ke Mapoltabes Barelang.

Tersangka Hendra yang tak jauh dari TKP juga ditembak di betis sebelah kirinya setelah berusaha kabur menggunakan sepeda motor.

Kapolda Senang, Kasat Cemas
Aksi penyelamatan korban penculikan itu sangat menyenangkan Kapolda Kepri Brigjen Pol Pudji Hartanto dan Kapoltabes Barelang Kombes Pol Leonidas Braksan. Namun Kasat Reskrim Kompol Christian Tory mengaku cemas  jika terjadi insiden buruk yang bisa membahayakan nyawa korban.

Kapolda menegaskan, tindakan yang cukup cekatan yang dilakukan anggota Poltabes Barelang itu patut diapresiasi agar pelaku kejahatan terutama mereka yang berani melakukan tindak pidana keder.

"Saya tegaskan, jangan coba-coba lagi melakukan penculikan karena polisi akan bertindak tegas," ujar Pudji Hartanto kepada Batam Pos (JPNN Grup) usai penangkapan para etrsangka.

Kapolda mengungkapkan, pengungkapan kasus tersebut termasuk tercepat di Polda Kepri dan hal itu merupakan bagian dari bentuk quick respons polisi atas laporan korban maupun masyarakat.

Pudji Hartanto mengatakan pengungkapan kasus tersebut tak terlepas dari peran serta masyarakat di kota ini yang membantu polisi memberikan informasi.

"Kalau masyarakat cepat melapor, polisi akan cepat bertindak juga," ujar mantan Wakapolda Banten itu.

Berbeda dengan Kapolda, Kasat Reskrim Kompol Christian Tory mengaku sangat cemas pada awal penangkapan para tersangka karena anggotanya terlibat aksi kejar-kejaran dan menembak kendaraan tersangka yang didalamnya ada korban.

"Deg-degan juga saat anggota berusaha menembak mobil maupun tersangka. Takutnya peluru mental mengenai tubuh korban," ungkap Christian.

Menculik untuk Bayar Utang
Tersangka A Hui, mengaku nekat mengatur skenario penculikan ponakannya Gerlin bersama dua rekannya Hendra dan Jeremi untuk membayar utang dan membuka usaha di Jakarta.

"Utang saya sekitar Rp200 juta. Saya khilaf, makanya penculikan itu kami lakukan," kata A Hui, di Mapoltabes Barelang.

Ia mengaku menyesali perbuatannya tega menculik Gerlin yang sangat dekat dengannya jika berlibur ke Batam. Karena desakan ekonomi itulah, A Hui langsung menghubungi tersangka Jeremi Sinaga yang telah dikenalnya sejak setahun lalu.

Untuk memuluskan aksi mereka, Jeremi lalu mengajak temannya Hendra. Menurut rencana kata dia, setelah mendapatkan uang tebusan tersebut. Hendra mengatakan, ia dijanjikan imbalan uang Rp150 juta sedangkan Jeremi mendapat Rp100 juta dari Rp500 juta yang diminta dari orang tua korban.

"Kalau sukses dapat uang tebusan, kami dijanjikan mendapat Rp250 juta," ujar Jeremi yang ternyata seorang supir taksi di Mapoltabes.(d)

When word gets around about your command of tech facts, others who need to know about tech will start to actively seek you out.

No comments:

Post a Comment