Friday, December 11, 2009

Gordon ke Pilgub Sulut Bermodal 'PKK'

The following article includes pertinent information that may cause you to reconsider what you thought you understood. The most important thing is to study with an open mind and be willing to revise your understanding if necessary.
JAKARTA - Salah seorang bakal calon gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Gordon Mogot, mengkritisi pelaksanaan pilkada yang dinilai hanya uang saja dan berani membeli suara. "Fenomena ini memang sudah lama terjadi dan terus terjadi. Makanya saya mau maju dalam Pilkada Gubernur Sulut. Saya ingin mata warga Sulut terbuka lebar, bahwa bukan saatnya pilkada mengandalkan uang saja. Saya juga ingin menciptakan pilkada yang bersih, bermoral dan bermartabat," ujar mantan Kapolda Sulut ini, dalam pembicaraan via telepon, Jumat (11/12). Gordon mengakui kalau calon-calon gubernur yang ada sekarang memang hebat. Oleh karena itulah justru, dia ingin menantang para cagub untuk bertarung secara profesional. "Setiap cagub pasti punya modal dan kemampuan, tapi modal itu bukannya dipakai untuk beli suara," ujarnya.

I trust that what you've read so far has been informative. The following section should go a long way toward clearing up any uncertainty that may remain.

Mantan Kadiv Propram Mabes Polri ini menambahkan, dirinya akan maju dalam Pilgub Sulut dengan modal PKK (pengabdian, keluhuran dan kebajikan). "Saya punya uang, tapi saya akan maju tanpa beli suara. Karena yang membeli suara pasti akan mencari gantinya setelah terpilih nanti," tegasnya.

Ditanya soal partai mana yang dipilih, Gordon mengatakan menyerahkan semuanya kepada DPP parpol. "Karena baru PDIP yang buka pendaftaran, makanya baru itu yang saya daftar. Kalau Golkar dan Demokrat sudah buka pendaftaran, saya pasti akan mendaftar juga. Kan kita bisa mendaftar di mana saja. Persoalan dipilih atau tidak, itu urusan partai politik," pungkasnya.

Sekadar informasi, sampai saat ini memang sudah ada beberapa nama kandidat cagub yang mengemuka di Sulut. Selain Gordon, antara lain ada nama SH Sarundajang, Olly Dondokambey, Theo Sambuaga, Stevanus Vreeke Runtu, Johny Lumintang, Lucky Korah, Elly Lasut, serta Ramoy Luntungan. (esy/jpnn)

This article's coverage of the information is as complete as it can be today. But you should always leave open the possibility that future research could uncover new facts.

No comments:

Post a Comment