Sunday, May 9, 2010

Desa Terisolir, SMS Harus Naik Bukit

This interesting article addresses some of the key issues regarding indonesia. A careful reading of this material could make a big difference in how you think about indonesia.
NUSANTARA - KALTIM
TENGGARONG " Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memang kaya raya, tapi tidak lantas semua kebutuhan warga terpenuhi. Contohnya di Desa Ritan Baru, Kecamatan Tabang, Kukar. Di sana, fasilitas pendidikan minim. Sarana komunikasi pun masih memprihatinkan. Belum ada jaringan telepon rumah. Bila ingin berkomunikasi lewat telepon genggam alias handphone, warga harus naik ke bukit setinggi 50 meter untuk mendapatkan sinyal. Kepala SDN 006 Desa Ritan Baru Yunus Merang bercerita, di desa ityu sinyal HP nyaris tak ada. "Malam saja baru ada sinyal itupun kecil cuma bisa buat SMS (short message service, Red.), kata Yunus Merang.

Yang makin mempersulit, sejak dua minggu lalu tower milik salahsatu perusahaan seluler di kawasan Cakra (masih di Kecamatan Tabang) rusak karena tersambar petir. Akibatnya, sinyal handphone di Desa Ritan Baru putus, sementara jaringan telepon rumah juga belum ada. Akibatnya, tak ada komunikasi dari luar atau ke desa ini.

Karena itu, untuk berkomunikasi dengan wilayah lain, warga menyiasati dengan naik bukit setinggi 50 meter yang jaraknya 2 kilometer dari SDN 006 Desa Ritan Baru. Tiap hari ada saja warga desa yang ke gunung sekadar untuk SMS, sehingga oleh warga sekitar, bukit ini dijuluki Gunung SMS.

œJadi kadang-kadang hanya bisa SMS saja. Itupun harus naik gunung (bukit) dulu, yakni Gunung SMS. Tower di Cakra itu sebenarnya baru ada sekitar 2 tahun lalu. Sehingga sebelumnya warga sudah terbiasa ke Gunung SMS, kata Yunus.

Dari sisi bangunan sekolah, desa di Kecamatan Tabang yang berjarak kurang lebih 6 jam dari Kecamatan Tenggarong, Kukar, ini memang sangat minim. Namun, untuk tekad belajar siswanya, cukup tinggi. Ini terbukti dari hasil Ujian Nasional tingkat SMP, Tabang 100 persen lulus. Ini lebih tinggi dibanding Tenggarong yang merupakan pusat Kukar yang memiliki 2 persen siswa tak lulus UN.

It's really a good idea to probe a little deeper into the subject of indonesia. What you learn may give you the confidence you need to venture into new areas.

Sementara untuk tingkat SD, semangat murid mengikuti ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) juga tinggi. Contohnya di Desa Ritan Baru, ada 28 murid yang ikut UASBN yang digelar Selasa (4/5) hingga Kamis (6/5). Sebenarnya, persiapan ujian di SD ini sempat terkendala masalah komunikasi tadi. Namun, para guru telah berkomitmen untuk membantu siswa. Sehingga ketika ada file yang harus diterima SD tersebut dari Kantor Disdik yang terletak di Tenggarong, para guru rela patungan dana untuk pergi milir (istilah Kutai yang artinya berangkat ke Tenggarong).

œSebelum UASBN, kami diwajibkan menerima berkas. Karena komunikasi putus, terpaksa saya sendiri yang berangkat. Dana yang habis Rp 1,5 jutaan sekali berangkat, kata Kepala SDN 006 Desa Ritan Baru Yunus Merang.

Dana itu habis untuk perjalanan, yakni dari Desa Ritan Baru sewa mobil ke Desa Kahala Rp 450 ribu (melintasi jalan perusahaan sawit). Lalu menggunakan perahu ces dari Kahala ke Kota Bangun Rp 250 ribu, kemudian dari Kota Bangun ke Tenggarong menyewa mobil Rp 250 ribuan. Makan dan akomodasi selama perjalanan, akhirnya dana yang habis Rp 1,5 juta. Dana itu benar-benar berasal dari guru, dan tak jelas apakah akan diganti oleh pemerintah atau tidak.

œIni termasuk pengabdian. Kalau diganti, tentu kami sangat terbantu. Sebenarnya, ada cara lebih murah, yakni menggunakan jalan darat dengan motor melintasi jalan perusahaan sawit hingga ke Kota Bangun. Tapi kalau hujan, terpaksa bermalam di hutan dan juga bisa sesat, kata Yunus.

Untuk fasilitas di SD ini, sangat minim. Bangunannya terdiri dari dua bagian. Bangunan pertama, berbentuk lamin dengan ketinggian 1,5 meter dari tanah. Ada tiga kelas di bangunan ini yakni kelas 1, 2 dan tiga. Bangunan ini baru dibangun pada 1999. Sementara bangunan kedua, tinggi lamin dari tanah hanya 1 meter. Juga ada tiga kelas di bangunan ini yakni untuk kelas 4, 5 dan 6.

Saat banjir besar yang biasanya setahun terjadi 3 kali, ketinggian air mencapai 1 meter lebih. Sehingga bangunan kedua pasti terendam hingga setinggi pintu. Kalau sudah begitu, sekolah pasti libur termasuk kelas 1, 2 dan 3. Karena walau bangunan pertama tak terendam banjir, tapi ketinggian air yang mencapai 1 meter membuat warga tak bisa mendekati sekolah.

Yunus berharap, pemerintah mau meninggikan bangunan sekolah agar tak kebanjiran. "Kasihan anak-anak semangatnya sekolah tinggi, tapi kalau air pasang terpaksa diliburkan karena khawatir banjir lagi, katanya. Sebagai informasi, SDN 006 Desa Ritan Baru ini dibentuk pada 1979, dengan 13 guru honor. Sementara secara keseluruhan, jumlah SD di Tabang mencapai 14 SD. (che/sam/jpnn)

Now you can understand why there's a growing interest in indonesia. When people start looking for more information about indonesia, you'll be in a position to meet their needs.

No comments:

Post a Comment