Tuesday, June 22, 2010

Konflik dengan Gajah Liar, Wargapun Lelah

This interesting article addresses some of the key issues regarding indonesia. A careful reading of this material could make a big difference in how you think about indonesia.
NUSANTARA - KEP. RIAU
DURI- Perseteruan antara gajah liar dengan warga di Kecamatan Mandau dan Kecamatan Pinggir berlangsung sejak lama. Entah siapa yang memulainya. Apakah warga yang mengganggu habitat satwa itu atau kawanan gajah yang menyerang perkebunan warga, tak ada yang mampu menjelaskannya. Faktanya, perseteruan saling merusak itu sudah berlangsung lama dan memakan korban jiwa di kedua belah pihak.
  
"Lelah rasanya berkonflik dengan kawanan gajah liar ini. Kalau hanya tanaman dan rumah yang dirusak tidaklah mengapa karena itu sudah biasa diderita masyarakat sini. Yang sangat kami khawatirkan adalah bila gajah itu merenggut nyawa anggota keluarga kami," ujar Anas Naswution, warga Desa Balai Makam Duri. Kekhawatiran Anas yang bersangatan itu wajar terjadi. Apalagi Jumat (18/6) malam lalu, sekawanan gajah liar merusak rumahnya di jalan Pipa Air Bersih. Kala itu selepas Isya Anas sedang pergi keluar menjemput anaknya. Sementara istri dan anak-anaknya yang lain berada di rumah. Saat itulah sekawanan gajah liar merusak rumah kayu miliknya. Untung tidak ada yang cedera. "Namun hinga kini istri dan anak-anak saya masih trauma," ujarnya.

Tak hanya warga yang merasa lelah berkonflik dengan hewan yang dilindungi itu. Pihak-pihak terkait pun mengaku sudah tak sanggup lagi berada dalam kancah konflik yang entah kapan akan selesai ini. "Kita pun sudah lelah rasanya. Tiap sebentar harus turun ke lapangan membantu warga menghalau kawanan gajah liar yang masuk ke pemukiman mereka. Kades Balai Makam Pak Agus Har pun begitu pula. Semua daya dan upaya sudah kami lakukan. Namun hasilnya sampai sekarang tidak maksimal," ujar Ketua FKPM Desa Balai Makam, Rahmat Yusuf Senin (21/6).

Senada dengan Ramat, Ketua RT 1 RW 8 Kelurahan Air Jamban Duri, Zamzami juga mengeluhkan hal serupa. Jumat malam pekan silam, dua rumah warganya di Jalan Mandiri RT 1 RW 8 dirusak sekawanan gajah liar. Satu rumah kosong, yang satunya lagi berpenghuni malam itu. "Keluarga penghuninya jelas trauma. Walau baru kali ini merusak rumah warga di RT ini, dua tiga biji rumah di RT 2 RW 8 sudah pernah pula dirusak gajah liar beberapa waktu lalu," kata ketua RT ini lagi.

Menurut Zamzami, semua warganya pun sudah lelah berhadapan dengan gajah. Hanya sekitar tiga malam saja gajah itu pergi. Malam berikutnya dia berputar-putar lagi dekat pemukiman penduduk. "Kita dan warga terpaksa begadang malam-malam, kadang sampai subuh. Hanya untuk mengusir kawanan gajah liar yang datang mengancam. "Kini kawanan gajah yang sudah merusak beberapa rumah warga itu masih saja berputar-putar di sekitar sini. Walau tak masuk pemukiman, tetap saja menjadi ancaman besar," ucap Zamzami pula.

Sometimes the most important aspects of a subject are not immediately obvious. Keep reading to get the complete picture.

Konflik serupa juga sudah menjadi santapan rutin warga di sejumlah kawasan dalam Desa Petani Kecamatan Mandau. Malah di tempat ini sudah beberapa warga yang tewas atau cedera parah diinjak kawanan gajah yang mereka usir. Konflik berkepanjangan juga terjadi di sejumlah kelurahan dan desa di Kecamatan Pinggir seperti di Kelurahan Balairaja, Desa Pinggir, dan Desa Balai Pungut.

Pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau, Adib Gunawan, Kabid Wilayah 2 BKSDA mengatakan, bahwa pihaknya belum ada menerima informasi mengenai keinginan masyarakat yang ingin memerangi gajah. "Saya belum tahu ada informasi seperti itu. Ini baru saya tahu. Nanti biar saya coba cari tahu. Kita kontak aparat di sana. Tapi jangan sampailah ini terjadi,"ujarnya ketika dihubungi Riau Pos via selulernya.

Adib menyampaikan, bahwa bila hal ini memang betul terjadi, maka ini perlu dibicarakan dengan Pemerintah Daerah Bengkalis. "Kita carikan solusi terbaik atas masalah ini. Maka dari itu, kita perlu bicarakan dengan pemerintah daerah setempat,"terangnya.

Sementara, ketika ditanyakan apa upaya dari pihak BKSDA untuk mencegah pemusnahan gajah ini, Adib berujar, bahwa hal ini tidak menjadi tugas dan tanggung jawab pihak BKSDA saja.

"Kita kan juga sudah punya tim penanggulangan konflik gajah manusia. Berbagai macam unsur kan  tergabung didalamnya, ada BKSDA, Dinas Kehutanan, dan lainya. Jadi, ini tidak murni tugas BKSDA. Hal seperti ini diupayakan kita selesaikan bersama," ujarnya.(sda/evi/ans/fuz/jpnn)

It never hurts to be well-informed with the latest on indonesia. Compare what you've learned here to future articles so that you can stay alert to changes in the area of indonesia.

No comments:

Post a Comment