Monday, March 15, 2010

Demi Sembako, Eksodus ke Malaysia

Have you ever wondered if what you know about indonesia is accurate? Consider the following paragraphs and compare what you know to the latest info on indonesia.
NUNUKAN- Membicarakan nasionalisme pada saat rakyat sedang lapar, sungguh akan mengiris hati. Paling tidak, inilah pilihan yang harus diterima warga Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kaltim. Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Malaysia, mereka tentu dibebani sebagai benteng untuk mengokohkan NKRI dari negara lain. Sayangnya, hal itu tidak didukung dengan program pemerintah yang bisa menyejahterakan mereka. Akibatnya, banyak warga Krayan yang memilih tinggal di Malaysia dengan harapan mudah memperoleh kebutuhan pokok. Ketua DPRD Nunukan, Nardi Aziz mengakui adanya eksodus warga Serayan, Nunukan ke Malaysia. Meskipun mengaku tidak memiliki data pasti, Nardi Aziz mengungkapkan eksodus ke Malaysia oleh warga perbatasan dianggap hal lumrah dan sudah lama terjadi.  Hal ini sangat bergantung pada kemakmuran negara tetangga yang memberikan kesejahteraan kepada masyarakatnya lebih baik. Lebih mudah mendapatkan barang kebutuhan pokok maupun kebutuhan lain yang jauh lebih murah dan terjangkau, sementara komoditi dari negara sendiri sangat mahal, lantaran sarana transportasi sangat minim.

You may not consider everything you just read to be crucial information about indonesia. But don't be surprised if you find yourself recalling and using this very information in the next few days.

"Kondisi ini memudarkan nasionalisme terhadap NKRI. Karena kemiskinan, dan tidak tersentuh pembangunan, membuat warga di perbatasan mudah tergoda sehingga eksodus ke Malaysia. Ironisnya lagi,  seperti ada kebanggaan bisa menggunakan merk Malaysia dari hasil negara sendiri," kata Nardi Aziz.

Nardi juga mengaku kecewa dengan janji program 100 hari pemerintahan SBY-Boediono, yang menempatkan pointer pembangunan kawasan perbatasan sebagai prioritas.
"Kami sampai saat ini belum mengetahui kejelasan upaya peningkatan pembangunan perbatasan dalam program 100 hari kabinet SBY ini," pungkasnya.(ica/fuz/jpnn)

Now that wasn't hard at all, was it? And you've earned a wealth of knowledge, just from taking some time to study an expert's word on indonesia.

No comments:

Post a Comment