Wednesday, January 27, 2010

Gizi Buruk Hantui Puluhan Balita

If you have even a passing interest in the topic of indonesia, then you should take a look at the following information. This enlightening article presents some of the latest news on the subject of indonesia.
AMPANA- Kasus gizi buruk masih menghantui anak-anak dan balita di tanah air sepanjang tahun informasi beasiswa gratis 2010 ini. Jika sebelumnya 13 balita gizi buruk di rawat di sejumlah rumah sakit di NTT, kini 11 balita gizi buruk juga ditemukan di Kabupaten Tojo Unauna, Sulawesi Tengah. Kepala seksi Gizi dan Kesehatan Komunitas Dinas Kesehatan Kabupaten Touna, Taufan H Tandri, menyebutkan ke-11 kasus itu adalah hasil survey tim Gizi dan Kesehatan Komunitas di empat kecamatan di  Touna, khususnya wilayah bagian kepulauan di antaranya Kecamatan Una-una, Togean, Walea Kepulauan, dan Walea Besar.

Taufan mengatakan, ke-11 kasus tersebut terdapat di Desa Bambu, Baulu, Dolong B, Kalia, Katupat, Molowagu, Pulau Enam, Pasokan, Pautu, Siatu, dan Pulau Una-una. Penderita gizi buruk itu rata-rata adalah balita berumur 0 hingga 5 tahun. œMereka merupakan hasil dari 1.200 sample yang diambil di sejumlah desa yang menjadi tempat pendataan dan survey status Gizi dan Kesehatan Komunitas, ujar Taufan.

Most of this information comes straight from the indonesia pros. Careful reading to the end virtually guarantees that you'll know what they know.

Survey itu kata Taufan dilakukan selama 10 hari. Yaitu berlangsung dari 4 hingga 15 Januari 2010. "Setiap kecamatan diambil sample sebanyak 300 balita," kata Taufan.

Taufan mengatakan, dari hasil pemeriksaan fisik, disimpulkan, secara klinis 11 balita tersebut telah terlihat kondisi gizi buruk. Dia mencontohkan di desa Katupat Kecamatan Walea Kepulauan seorang balita berumur 11 bulan hanya memiliki berat badan 5 kg, di desa Kalia seorang balita berumur 18 bulan hanya memiliki  berat badan 5 kg. Kemudian di desa Pautu seorang balita berumur 30 bulan hanya memiliki  berat badan 7 kg.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Touna, dr Abdul Rahman mengatakan faktor penyebab terjadinya kasus tersebut karena kemiskinan. Selain itu katanya, penanganan kasus yang hanya terfokus pada penanganan gizi buruk, sehingga pada kasus gizi kurang tidak tertangani secara maksimal.

"Banyak posyandu yang tidak aktif lagi, desa-desa yang sulit dijangkau oleh petugas kesehatan, sarana dan prasarana yang tidak memadai, biaya operasional yang minim untuk menjangkau desa-desa yang ada di kepulauan menjadi penghalang untuk menangani permasalahan ini, kata  Rahman.(mt/fuz/jpnn)

Knowing enough about indonesia to make solid, informed choices cuts down on the fear factor. If you apply what you've just learned about indonesia, you should have nothing to worry about.

No comments:

Post a Comment